Erosi merupakan proses terangkutnya massa tanah dari satu tempat ke
tempat lain yang biasanya lebih rendah. Erosi dari perspektif pertanian
dihubungkan dengan dua kerugian utama yaitu :
- Erosi menyebabkan hilangnya lapisan tanah permukaan beserta aspek kesuburan tanah, dan
- Erosi menyebabkan penutupan lapisan tanah subur di lahan bawah oleh sedimen yang berasal dari lahan atas.
Padahal dari segi
ekologi, proses erosi merupakan proses kerusakan ekosistem yang dimulai dari
proses penurunan kerusakan lahan serta turunnya fungsi tanah sebagai lumbung
air (water reservoir).
Atas dasar keeratan hubungan
antara tanah dan air, maka setiap proses
kerusakan tanah dan degradasi sistem lahan dapat mengubah pola tata air
di tempat tersebut. Pada tingkat kerusakan yang sangat parah, perubahan pola
tata air (distorsi siklus air) ini menyebabkan terjadinya perubahan imbangan
laju air limpasan dan infiltrasi air ke dalam tubuh tanah. Banjir dan
kekeringan pada dasarnya merupakan hasil dari adanya distorsi siklus air.
Erosi dipercepat (accelerated
erosion) merupakan bagian dari proses kerusakan tanah yang secara
fungsional melibatkan iklim, topografi, vegetasi, tanah dan sifat-sifatnya
serta aktivitas manusia. Di samping iklim, kontur dan kecuraman lereng
merupakan aspek topografi yang tidak
dapat diubah manusia. Kemiringan lahan (slope) menyebabkan timbulnya
istilah hulu (bagian permukaan tanah yang cenderung ditinggalkan air) dan hilir
(bagian permukaan tanah sebagai tempat berkumpulnya air/pengendapan). Atau
dalam sistem lahan dibedakan menjadi lahan atas (upland) dan lahan bawah
(lowland).
Atas dasar pemahaman di atas,
dari sudut kebencanaan, erosi bukan lagi dipandang sebagai suatu proses yang
terjadi secara setempat, tetapi erosi harus dipandang sebagai suatu proses
degradasi kualitas ekosistem mulai dari hulu ke hilir. Dengan demikian erosi
dihubungkan dengan permasalahan-permasalahan yang lebih mendasar tentang
kerusakan sumberdaya alam dan munculnya ancaman terhadap aspek-aspek kehidupan
0 comments:
Post a Comment